Sunday, November 2, 2014

PELANGGARAN ETIKA PROFESI


Empat Modus Asian Agri Tunggak Pajak 14 perusahaan yang tergabung dalam grup perusahaan sawit Asian Agri menunggak pajak
Kamis, 15 September 2011, 17:09Antique, Nur Eka Sukmawati
VIVAnews - Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menyatakan, 14 perusahaan yang tergabung dalam grup perusahaan sawit Asian Agri menunggak pajak selama empat tahun. Nilai total tunggakan itu mencapai Rp1,29 triliun.
Menurut Kepala Bidang Investigasi BPKP DKI Jakarta, Arman Sahri Harahap, ada empat modus yang dipakai Asian Agri dalam mengemplang pajak. Modus pertama, memperbesar harga pokok penjualan barang dari yang sebenarnya.
"Modus ini kami temukan dari adanya pengiriman uang kepada dua pegawai berinisial H dan E. Ternyata, uang tersebut dimasukkan ke dalam biaya, sehingga harga pokok penjualan menjadi lebih tinggi dari yang sebenarnya," ungkap Arman di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis 15 September 2011.
Modus kedua, Arman menuturkan, dengan menjual produk kepada perusahaan afiliasi Asian Agri di luar negeri dengan harga yang sangat rendah. Sementara itu, modus ketiga terkait manajemen fee.
"Ada kegiatan jasa konsultan yang dimasukkan dalam biaya, padahal pekerjaannya tidak ada," kata dia.
Arman melanjutkan, modus keempat dilakukan dengan membebankan biaya ke dalam keuangan. "Perhitungan laba rugi yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya," tuturnya.
Sementara itu, besaran tunggakan pajak tersebut diperoleh BPKP setelah meneliti Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) dan lampirannya yang disampaikan ke Kantor Pajak Tanah Abang 1 dan 2, kemudian membandingkan dengan buku besar Asian Agri, dan selanjutnya dibandingkan dengan hasil audit akuntan publik.
"Kami menghitung nilai transaksi yang ada buktinya, namun tidak ada di pembukuan. Lalu menghitung substansinya," ungkap Arman.
Menanggapi pernyataan ini, pihak Asian Agri mengatakan baru akan menyatakan pendapat usai memperoleh salinan BPKP. Sebab, laporan tersebut berbentuk tertulis, pihaknya membutuhkan waktu untuk mempelajari.
"Ini menunjukkan saksi belum siap karena dari 14, baru 10 perusahaan yang selesai," ujar kuasa hukum terdakwa Agri Suwir Laut, Luhut Pangaribuan. (art)
1.1         Komentar:
Menurut pendapat kelompok kami, kasus penunggakan pajak PT. Asian Agri telah melakukan berbagai penyimpangan etika profesinya yang merugikan berbagai pihak terutama Negara, karena dalam kasus ini PT. Asian Agri telah melanggar beberapa prinsip kode etik diantaranya, yaitu:
1.      Tanggung jawab profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai perusahaan yang wajib membayar pajak setiap tahun, PT. Asian Agri tidak melaksanakan tanggung jawab dalam pembayaran pajak tersebut dengan benar. Dikarenakan penyimpangan yang telah perusahaan lakukan selama 4 tahun. Salah satunya seperti pengeluaran dana pribadi yang seharusnya tidak dimasukkan ke dalam biaya perusahaan. Pada akhirnya menjadi alasan perusahaan untuk tidak membayar pajak yang seharusnya dibayarkan kepada  Negara.
2.      Prinsip Kepentingan Publik,
Disini PT. Asian Agri tidak mementingkan kepentingan publik yaitu kepentingan Negara karena PT. Asian Agri lebih mementingkan perusahaannya beserta anak perusahaannya untuk mengambil keuntungan dengan tidak membayar pajak selama 4 tahun tersebut.
3.      Standar teknis
Setiap perusahaan harus melakukan jasa professionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, perusahaan harus mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan sesuai dengan standar teknis selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Beberapa penyimpangannya antara lain menjual produk kepada perusahaan afiliasi Asian Agri di luar negeri dengan harga yang sangat rendah, sehingga perusahaan tidak membayar pajak sesuai dengan yang ditentukan oleh Dirjen Pajak. Dan pada perhitungan laporan laba rugi yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya.
 SUMBER:


Tuesday, October 14, 2014

Pelanggaran Kode Etika

KASUS PERBANKAN DI INDONESIA PADA KASUS MALINDA DEE, MANTAN SENIOR RELATION MANAGER CITIBANK

JAKARTA - Kasus pembobolan dana nasbah Citibank senilai Rp40 miliar oleh Inong Malinda alias Melinda Dee yang menjabat Relationship Manager Citigold di bank tersebut merupakan salah satu kasus hukum paling banyak menyita perhatian masyarakat di tahun 2011. Selain nilai kejahatannya yang cukup fantastis, kasus ini merembet ke masalah privat karena gaya hidup mewah Melinda bersama suaminya Andhika Gumilang.

Tengok saja koleksi mobil mewahnya seperti Hummer, Mercedes Benz dan Ferrari yang harganya di atas Rp1 miliar. Latar belakang Andhika yang pernah menjadi artis juga turut menarik perhatian seluruh media infotainment. Dan yang tak kalah menghebohkan adalah operasi pembesaran payudara yang dilakukan Melinda dibahas media dengan meminta tanggapan dokter bedah plastik hingga nyaris menenggelamkan substansi kasusnya. Payudaranya juga menjadi bahan olok-olok di berbagai jejaring sosial.

Pembobolan simpanan nasabah kakap oleh Melinda selama kurang lebih tiga tahun berakhir 23 Maret 2011 setelah delapan penyidik dari Direktorat Ekonomi dan Khusus Badan Reserse Kriminal Markas Besar Polri menangkap Melinda di apartemennya di kawasan SCBD, Jakarta Selatan. Tim dari Mabes Polri bergerak setelah mendapat laporan pihak Citibank pada bulan Januari.

Dalam keterangan saksi di pengadilan terlihat modus yang digunakan Melinda, yakni dengan menyalahgunakan kepercayaan para nasabah kakap terhadap dirinya. Oleh Melinda, nasabah-nasabah kaya dan sibuk itu disodori blanko kosong untuk ditandatangani agar memudahkan transaksi. Namun ternyata Melinda mencuri uang tersebut sedikit-demi sedikit tanpa disadari pemilik rekening melalui persekongkolan jahat dengan bawahannya, Dwi Herawati, Novianty Iriane dan Betharia Panjaitan selaku Head Teller Citibank.

Jaksa Penuntut Umum mendakwa Melinda melakukan penggelapan dan pencucian uang dalam kurun waktu 22 Januari 2007 hingga 7 Februari 2011 melalui 117 transaksi, dimana 64 transaksi di antaranya dalam bentuk pecahan rupiah senilai Rp27,36 miliar dan 53 transaksi senilai 2,08 juta dolar AS.

Bagaimana Melinda beroperasi selama itu?

Guna meraih kepercayaan nasabah, wanita 47 tahun tersebut terlebih dahulu memperlakukan mereka secara istimewa, misalnya dengan melayani di ruang khusus di kantor Citibank. Perlakuan ini tidak hanya diberikannya dalam waktu singkat, tetapi hingga puluhan tahun sampai nasabah sangat percaya.

Dari sini, Melinda secara cermat menelisik pola transaksi nasabah yang bersangkutan, kemudian mengajukan blanko kosong untuk ditanda tangani. Blanko inilah yang dia gunakanan untuk menarik dana dengan memerintahkan Dwi mentransfer uang ke beberapa perusahaan miliknya. Melinda juga menggunakan surat kuasa dari nasabah, sehingga nasabah seolah-olah datang ke bank untuk melakukan transaksi.

Untuk mengaburkan bukti kejahatan, Melinda membuat perusahaan pribadinya yang dialiri dana nasabah Citibank atas nama orang lain. Pada akhirnya, duit inilah yang digunakannya, antara lain untuk menyicil angsuran mobil super mewah seperti Ferrari. Tengok saja kesaksian Rohly Pateni, salah satu nasabah yang menjadi korban Melinda. Dia mengaku sangat percaya kepada Melinda karena sudah 18 tahun menjadi nasabah Citibank dan ditangani Melinda. Dia jarang mengecek rekeningnya karena sibuk bekerja.

Berdasarkan kesaksian mantan Citigold Executive Head di Citibank Landmark, Reniwati Hamid, Melinda mengalirkan dana nasabah ke empat perusahaan miliknya yaitu, PT Sarwahita Global Manajemen, PT Porta Axell Amitee, PT Qadeera Agilo Resources, dan PT Axcomm Infoteco Centro. Reniwati sendiri menjabat sebagai Direktur Utma di empat perusahaan yang didirikannya bersama Melinda, Roy Sanggilawang, dan Gesang Timora tersebut.

Dari keempat perusahaan ini, Melinda kembali menarik uang untuk kepentingan pribadinya, Andhika maupun adiknya, Visca Lovitasari serta suami Visca, Ismail bin Janim. Andhika menampung uang curian itu dengan membuka banyak rekening dengan identitas berbeda karena menggunakan KTP palsu. Dia juga diseret ke muka pengadilan dengan tuduhan melakukan tindak pidana pencucian uang dengan menerima dan menampung uang yang diduga hasil tindak pidana istri sirinya.

Andhika didakwa melanggar Pasal 6 ayat (1) huruf a, b, d, f UU Tindak Pidana Pencucian Uang juncto Pasal 65 ayat (1) KUHP, dan Pasal 5 ayat (1) UU Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang juncto Pasal 65 ayat (1) KUHP, dan Pasal 263 Ayat (2) KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Adapun Visca ditetapkan diadili setelah menampung dana dari Melinda senilai lebih dari Rp8miliar, dalam kurun waktu 24 Januari 2007 sampai tanggal 19 Oktober 2010. Tahap pertama Melinda menyetor sebesar Rp2.063.723.000. Lalu, Malinda mengirim lagi Rp.5.429.199.000 dan selanjutnya Rp66juta, dan terakhir Rp401.480.000. Jaksa mengatakan, dari tiap transaksi itu, Visca mendapat imbalan sebesar Rp5 juta. Sedangkan suaminya, Ismail yang juga diadili didakwa menampung uang dari Melinda sekira Rp20,4 miliar sejak bulan Januari 2010 hingga Oktober 2010 dalam 51 kali transaksi.

Sementara itu, jaksa menjerat Melinda dengan pasal berlapis, yaitu pasal dalam Undang-Undang Perbankan dan pasal Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang. Pertama, dia dijerat Pasal 49 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan juncto Pasal 55 ayat 1 dan pasal 65 KUHP.

Kedua, Pasal 3 ayat 1 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No 25 Tahun 2003 tentang Pidana Pencucian Uang juncto Pasal 65 KUHP. Ketiga, Pasal 3 Undang-Undang No 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang juncto Pasal 65 ayat 1 KUHP. Ancamannya adalah 15 tahun penjara.

Fakta lain yang cukup menarik adalah keterlibatan Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Marsekal Madya TNI Rio Mendung Thalieb. Dia menjadi Komisaris Utama PT Sarwahita Group Managemen, namun mengaku tak melakukan bisnis dalam perusahaan tersebut. Tidak jelas apakah pengakuan ini benar atau tidak karena tidak pernah ada pemeriksaan terhadap yang bersangkutan.

Yang juga tak terungkap dari kasus tersebut adalah identitas dan latar belakang nasabah yang ditangani Melinda yang kabarnya mencapai puluhan orang. Sebab, yang melapor ke polisi cuma tiga orang. Semula, banyak pihak berharap seluruh nasabahnya melapor sehingga di sisi lain juga bisa ditelisik apakah ada di antaranya pejabat negara sekaligus mencari tahu darimana sumber uang itu.

Selain menjerat Melinda, Andhika, Visca, dan Ismail, polisi juga menyeret rekan kerja Melinda yakni Reniwati Hamid, RJ selaku Cash Official Manajer atau atasan teller, dan SW selaku Cash Supervisor Manager. Mereka menyusul Dwi Herawati binti Harno Wijoyo, Novianty Iriane binti Emon, dan Betharia Panjaitan yang lebih dahulu ditetapkan sebagai tersangka dan tengah menjalani persidangan dengan tuduhan turut membantu perbuatan Melinda.

Kasus ini masih akan berlanjut di tahun 2012 karena semua terdakwa masih menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Belum satu pun dari mereka yang dijatuhi vonis oleh hakim. Proses persidangan bisa saja berlanjut hingga beberapa tahun ke depan jika persidangan berlanjut ke tingkat Mahkamah Agung.

Analisis kasus

Malinda Dee, seorang mantan senior Relationship Manager Citibank telah melakukan tindak pidana pencucian dan penggelapan dana nasabah sebesar lebih dari Rp 16 milyar. Selain nilai kejahatannya yang cukup fantastis, kasus ini merembet ke masalah privat karena gaya hidup mewah Melinda bersama suaminya Andhika Gumilang. Untuk meraih kepercayaan nasabah, terlebih dahulu Malinda Dee memperlakukan mereka secara istimewa, misalnya dengan melayani di ruang khusus di kantor Citibank. Perlakuan ini tidak hanya diberikannya dalam waktu singkat, tetapi hingga puluhan tahun sampai nasabah sangat percaya, setelah nasabah percaya barulah Malinda Dee melancarkan motifnya dengan mengajukan blanko kosong untuk ditanda tangani oleh nasabah yang menjadi target penipuannya untuk memuaskan kepentingan pribadi. Ternyata Melinda mencuri uang tersebut sedikit-demi sedikit tanpa disadari pemilik rekening melalui persekongkolan jahat dengan bawahannya selaku Head Teller Citibank.
Untuk mengaburkan bukti kejahatan, Melinda membuat perusahaan pribadinya yang dialiri dana nasabah Citibank atas nama orang lain. Berdasarkan kesaksian mantan Citigold Executive Head di Citibank Landmark, Reniwati Hamid, Melinda mengalirkan dana nasabah ke empat perusahaan miliknya yaitu, PT Sarwahita Global Manajemen, PT Porta Axell Amitee, PT Qadeera Agilo Resources, dan PT Axcomm Infoteco Centro. Reniwati sendiri menjabat sebagai Direktur Utama di empat perusahaan. Dengan terungkapnya kasus ini, jaksa menjerat Melinda dengan pasal berlapis, dengan ancamannya adalah 15 tahun penjara.

Pendapat Kelompok :

Menurut pendapat kelompok kami, Malinda Dee telah melakukan penyimpangan etika profesinya sebagai senior Relationship Manager Citibank. Karena dalam kasus ini Malinda telah melanggar beberapa prinsip kode etik diantaranya yaitu :
1.       Prinsip Tanggung Jawab Profesi, karena Malinda tidak bertanggungjawab atas kepercayaan yang telah diberikan oleh para nasabahnya. Dan juga tidak menunjukkan komitmen atas profesionalismenya  senior Relationship Manager Citigold Bank Citibank.
2.       Prinsip Kepentingan Publik, Disini Malinda tidak mementingkan kepentingan publik yaitu kepentingan para nasabahnya dan kepentingan nama baik Bank Citibank tersebut. Tetapi Malinda hanya mengutamakan kepentingan pribadi dan keluarganya.
3.       Prinsip Integritas, Awalnya Malinda tidak mengakui kecurangan yang telah dia lakukan hingga akhirnya diperiksa dan dimintai keterangannya dari para saksi yang terlibat dalam kasus tersebut.
4.       Prinsip Standar Teknis, Malinda tidak mengikuti peraturan Bank dan undang-undang yang berlaku sehingga tidak menunjukkan sikap profesionalnya sesuai standar teknis dan standar profesional yang relevan.

Nama Kelompok :
1.     Clarissa Trisqi H. (21211680)
2.     Linda Rustiani     (24211109)
3.     Nurul Astuti       (25211389)
4.     Sukma Sariningtyas (28211626)
5.     Syifa Yusnika       (27211003)
Kelas:  4EB24



Monday, October 6, 2014

Tanggal 1 Oktober 2014

         Baru mulai mata kuliah softskill udah dapet tugas ajah dari dosennya. Nasib mahasiswi tingkat akhir beginilah tugas numpuk, presentasi numpuk PI pun belum terlesaikan. Minggu kemarin ga masuk karena revisi ke depok, alhasil tugasnya bingung sendiri deh. Kata beruang-beruang kesayangan ku di kelas dapet tugasnya di suru bikin buku harian tentang pelanggaran etika dari tanggal 1 – 6 oktober 2014. Buku harian ???? WHAT???  Seperti mengenang zaman SMA dulu yang nulis buku harian buat pacarnya dan orang-orang yang menyebalkan J hadeehhh.... Ya sudahlah kita mulai buat buku harian mengenai pelanggaran etika. J

Dimulai hari ini Rabu 1 Oktober 2014.

Karena hari rabu dan jadwalnya libur kuliah kegiatannya ya paling di rumah ajah ga kemana-kemana. Nonton televisi, makan, tidur sama kerjain tugas doang dan yang paling penting revisi PI itu harus biar cepet selesai. Tapi baru buka leptop disuru anter mamah jenguk nene yang lagi sakit mau di tolak nanti masuk pelanggaran etika yang pertama tidak mematuhi perintah orang tua J jadi harus nganter mamah deh ke rumah nene. Tapi di tengah jalan ada ajah yang bikin kesel liat anak muda yang kerjaannya kebut-kebutan dijalan raya jadi buat bahaya orang yang lagi dijalan juga. Kalau ketabrak kan kita-kita juga yang terkena imbas.a. Ga pake helm, tingkah remaja sekarang yang kalau kemana-kemana ga pernah mau pake helm kalau mau kepasar atau deket rumah sih ga kenapa-kenapa tapi ini di jalan raya mau di tilang polisi apa mau di jemput malaikat maut. Ada lagi naik motor bertiga di jalan raya begini, ini sangat membahayakan dan juga dilanggar dalam peraturan. Menyebrang sembarangan, lagi enak-enak bawa motor ada ajah yang ganggu di dijalan yaitu penyebrang jalan yang menyebrang sembarangan, jadi macet kan gara-gara dia nyebrang. Jelas-jelas ada jembatan penyebrangan tapi tetep ajh nyebrang sesuka hatinya ketabrak ajah yang disalahin mobil atau motor padahal dia yang nyebrang sembarangan. Kejadian lainnya tanda orang yang tidak sabar yaitu mendahului dari kiri ( menyalip ) itu sangat tidak di boleh kan dan sangat berbahaya bisa mencelakakan pengendara lain.

Hari kamis 02 oktober 2014

Padahal kuliah libur karena jadwalnya masuk hanya senin, selasa, sabtu tapi tetep ajah ga pernah di rumah. Dan hari ini adalah jadwalnya bikin hardcover buat PI. Didepan rumah lagi siap-siap mau berangkat kuliah liat tetangga udah siap-siap mau kerja juga tapi ko malah bawa-bawa sampah ya??? Sekarang banyak orang buang sampah sembarangan dan yang buang sampah sembarangan itu kebanyakan adalah orang-orang perumahan. Tahu kenapa orang perumahan buang sampah sembarangan, karena di depan rumahnya cuma ada sekotak tempat sampah dan itu ga cukup banget buat nampung sampahnya sehari-hari. Jadi orang-orang perumahan itu buang sampahnya di jalan kalo mau berangkat kerja. Pertanyaannya itu mau kerja apa mau buang sampah atau kerjaannya emang ngebuangin sampah di pinggir jalan J hahhahahaha. Kejadian yang selalu berulang-ulang di pelanggaran etika mengemudi yaitu nerobos lampu merah, mau di bilang apa coba??? biar di bilang keren dan berani gitu. Tradisi di jalan memang sudah seperti itu apapun warna lampunya tetep ajah ga mau berhenti,  sengaja apa emang buta warna tuh orang-orang. Kuliah di daerah bekasi cobaannya banyak banget deh setiap hari. Pelanggaran selanjutnya parkir sembarangan di Bekasi kalau mau parkir sesuka hatinya tukang parkir. Jalanan yang seharusnya buat di lalui kendaraan sekarang berubah fungsi jadi sarana tempat parkir dan itu bikin macet. Pada ga pernah nonton berita tuh orang padahal itu sudah dilarang untuk parkir sembarangan di denda pula Rp. 500.000 tapi tetep ajah tidak berpengaruh. Kemacetan tak pernah bisa dihindari di jalan raya kecuali anda terbang lewat atas. Jalanan buat pejalan kaki pun sekarang udah jadi jalanan buat para pengendara motor karena macet yang kelamaan dan begitu panjang alhasil pada nekat deh tuh orang-orang naik motor ke trotoar padahal itu buat pejalan kaki ini merupakan pelanggaran etika yang sangat menggagu. Ada lagi yang lawan arah, makin susah untuk ikut aturan, selain melanggar etika hal ini dapat menimbulkan kecelakaan dan menggagu pengguna jalan lainnya.

Hari Jum’at Tanggal 3 Oktober 2014

Sebenernya pelanggarannya sama ajah sih sama hari-hari sebelumnya karena dijalan terus yang diliat ya pasti pelanggaran etika dijalanan doang, tapi kalau bahas pelanggaran emang ga akan ada habisnya. Hari ini tanggal 3 Oktober 2014 schedulenya mau nonton dulu kaya anak muda yang lain gitu tapi dijalan hampir ajah di tabrak mator gara-gara supir angkot yang kerjaannya berhenti mendadak. Dikira jalanan punya dia sendiri, angkot kalau naik dan turunin penumpang seenaknya kasih lampu sen aja ga apa lagi minggir dan itu sangat melanggar etika, bukan hanya melanggar etika tapi membahayakan nyawa orang lain. Kedua mobil angkot yang kerjaannya berhenti lama ga jalan-jalan biasa dibilang bahasa kerennya angkot NGETEM. Dan setiap hari pulang pergi daerah harapan indah tapi selalu liat pemandangan yang ga enak pacaran dipinggir jalan ga malu apa diliatin banyak orang dan itu sudah melanggar etika banget apa lagi sampe berbuat yang aneh-aneh dan pelanggaran lain yang diamati hari ini adalah anak-anak muda yang pada ngetrek ( balap liar ) ga bisa pulang jadinya karena jalanan di tutup sama orang yang lagi kebut-kebutan. Tukang jualan yang berjualan disembarang tempat banyak menyisahkan sampah-sampah bekas makanan.

Sabtu, Tanggal 04 Oktober 2014

Hari ini ada jam kuliah di kemang jam pertama, niatnya berangkat pagi mau sarapan di jalan sampai di tempat makan mau sarapan ada ajah yang bikin ga nafsu makan. Ada yang buang ludah sembarangan, harusnya pada tempatnya ga di depan orang lagi mau makan juga kali.Intinya ga jadi sarapan karena mas-mas yang ga punya etika. Ada lagi dosen di dalem kelas omongannya gaul banget sampai gaulnya binatang dan kata-kata kasar di keluarin dalam mengajar yang g pantes di keluarin di dalem kelas yang seharusnya jadi kegiatan belajar mengajar yang formal dengan etitut berbicara dan etika berbicara. Pulang kampus banyak banget razia di daerah bekasi untung udah pegang SIM jadi aman tapi yang ga punya juga bisa aman karena menyuap polisi dengan uang Rp. 50.000 mau jadi apa negara ini. Pulang lewat rel kereta macetnya parah banget dan kebiasaan masyarakat indonesia tidak pernah bisa mengantri bebek ajah bisa diatur masa manusia ga bisa, kalau terjadi kecelakaan kan kita juga yang repot. Banyak motor yang pada bocor karena penyebaran paku di jalan raya  akibat ulah orang tak bertanggung jawab.


Minggu, 05 Oktober 2014

Hari minggu bertepatan dengan lebaran idul adha umat islam, waktunya berkunjung ke rumah kerabat terdekat. Tapi setiap di jalan ada ajah yang melanggar aturan antara sibuk banget atau malas berhenti sampai balas pesan singkat dan telfon-telfonan sambil berkendara. Itu sangat membahayakan dirinya bahkan orang lain. Masuk jalur busway dengan alasan macet. Banyak anak kecil yang dijadikan pengemis di jalan apalagi saat moment lebaran seperti ini. Banyak pembagian kurban yang tidak merata karena panitia yang mau menang sendiri atau korupsi daging bukan hanya uang yang dapat dikorupsi. Akhirnya banyak keributan dan tawuran dimana-mana.

Senin, 06 Oktober 2014

Kuliah di kemang tapi sampai setengah jam kuliah ijin keluar karena harus ke depok mengurus studentsite yang tidak bisa dibuka. Ada kejadian yang sangat mengejutkan teman saya hampir saja tabrakan karena lampu lalu lintas yang tidak berfungsi. Dan di sepanjang jalan trotoar sudah beralih fungsi menjadi pasar dan tidak ada lagi daerah khusus untuk pejalan kaki dan akhirnya harus turun dijalan. Parkiran di sembarang tempat. Ketidaktanggung jawaban pengelolah parkir sampai helm pada hilang. Pemungutan liar yang dilakukan para preman setempat. 

Sunday, July 6, 2014

Strategi menjawab soal reading pada TOEFL

strategy to answer TOEFL ( Reading )

7 Tips to Answering TOEFL Reading Problem

Problems commonly faced by participants in a session TOEFL test reading comprehension limitations related to the time available. Not a few test participants were not able to complete all the 50 questions in a timely manner. By it must needs be, if you learn the tips and tricks that can help you tactically in this issue.
To meet your needs in terms of adding references related strategies in
answer the TOEFL reading, in this paper we have summarized 7 Tips to answer the ith good TOEFL reading you can learn.

1. Not too long reading passage
With no time limit, you do not need to read the text in depth. Commonly asked questions you can answer without having to read the readings in detail. You can take your time 1 or 2 minutes to read the first sentence in each paragraph for understanding the main idea. By understanding the main idea, you already get a glimpse of the information submitted.

2. Notice to the 10 questions and record key words
Once you know the main idea of a text reading, you must read all 10 questions for the readings. Record key words in each question so that you can locate the keywords lies in reading in one tempo. It can save you time not to see the reading / searching for keywords on readings for each question from 10 to about it.

3. Do not panic if you encounter an unfamiliar topic for your reading
The questions in the TOEFL test done professionally by experts. Questions will not be given out of the readings. Whatever your background, you still could have answered the questions well without any prior knowledge of the reading topic.

4. Learn how to get the main idea quickly
In certain TOEFL test questions related to the main idea (main idea) is always questionable. Strategies that you can apply is to read the sentence at the beginning and end of each paragraph. Generally quite simply by reading the first sentence of each paragraph in the main idea can be obtained.

5. Understand the context for vocabulary questions
Your understanding of the vocabulary in the reading will be tested. In answering this kind of question you should not be hasty. Determines the meaning of vocabulary / vocabulary in question should not instantly make you menmilih answer without seeing the context of the sentence related vocabulary. Remember the many meanings of the word in English.

6. Use the scanning method
To find information about the diepertanyakan the scanning method you should use the limited time given. Read all questions at once and remember the key words in question. Then read quickly by scanning to find the key words in the passage. This can save you time not to go back and forth looking for his key word in the readings for each problem as it is usually not questioned about the sequence numbers in the order of reading.

7.Fokus
Concentration in the TOEFL test is crucial. In reading comprehension sessions themselves, often found test participants forget the idea of ​​the first paragraph when participants have switched to the second paragraph. As a result, the first paragraph


Questions 1 through 5 are based on the following passage.


Lichens, of which more than twenty thousand
species have been named, are complex associations
between certain algae. The lichen itself is not
an organism: rather it is the morphological and biochemical
product of the association. Neither a fungus
nor an alga alone can produce lichen.

The intimate relationship between these two
living components of lichen was once erroneously
though to represent mutualism. In mutual relationships,
both participants benefit. With lichens, however,
it appears the fungus actually parasitizes the algae.
This is one of the conclusions drawn from experiments
 in which the two components of lichens were separated
 and grown apart.

In nature, lichen fungi may encounter and
grow around saveral kinds of algae. Some types of
algae the fungi may kill; other types it may reject.
Lichen algae are autotrophic, meaning they make their
own food through photosynthesis. Lichen fungi are
heterotrophic, meaning they depend upon the algae
within the lichen to supply their food. Up to ninety
percent of than food made by the green alga cell is
transferred to the fungus. What, if anything, the fungus
contributes to the association is not well understood.

Lichens are hardly. The grow in many habitats
and are often pioneers in hostile environments
where few other organisms can flourish.

They have been known to grow
endolithically, having been discovered thriving inside
of rocks in Antartica. Lichen help reduce erosion by
stabilizing soil. Saveral kinds of insects glue lichens to
 their exoskeletons for camouflage.

Many species of birds use lichens as building
materials for nests. Human have used lichens for
dyes and antibiotics.

1. Which of the following best describes lichen association?
    A. Simple plants made of two different autotrophic organims.
    B. A mutual association between a fungus and an alga
    C. A parasitic association between two fungi, one autotrophic, the second autotrophic
    D. A union between a parasitic fungus and an autotrophic alga

    Answer : B

2. The word "hardly" in line 26 is clossest in meaning to
    A. Tender
    B. Durable
    C. Armed
    D. Beneficial

    Answer : B

3. In Biology, mutualism occurs when two different organism live close together and
    A. One organism parasitizes the other
    B. Both organism benefit from the association
    C. Both organism are harmed by the association
    D. One organism benefits while the other does not or is harmed by the association

    Answer : B

4. In line 7, the word "intimate" is nearest in meaning to
    A. living
    B. Extraordinary
    C. Biological
    D. Close

    Answer : D

5. Lichen serves as camouflage for which of the following?
    A. Insects
    B. Birds
    C. Reptiles
    D. Mammals

   Answer : A



Question 6 through 10 are based on the following passage.


  When buying a house, you must be sure to
have it checked for termites. A termite is much like an
ant in its communal habits, although physically the
two insects are distinct.
        Like those ants, termite colonies consist of
different classes, each with its own particular job. The
most perfectly formed termites, both male and
female, make up the productive class. They have eyes,
hard body walls and fully developed wings. A pair of
reproductive termites founds the colony. When new
reproductive termites develop, they leave to form
another colony. They use their wings only this on time
and then break them off.
        The worker termites are small, blind and
wingless, with soft bodies. They make up the majority
of the colony and do all the work. Soldiers are
eyeless and wingless but are larger than the workers
and have hard heads and strong jaws and legs. They
defend the colony and are cared for by the workers.
        The male and female of the reproductive
class remain inside a closed-in cell when the female
lays thousands of eggs. The workers place the eggs
in cell and care for them. Even if one colony is treated
with poison, if a male and female of the reproductive
class escape, they can form a new colony.
         Pest control companies can inspect a house
for infestation of termites. Often, of lay person can not
spot the evidence, so it is critical to have the opinion
of a proffesional. Treatments vary depending upon
the type of termite.

6. How are termites like ants?
      A. They live in communities, and each class has a specific duty
      B. Their bodies are the same shape
      C. The king and queen are imprisoned
      D. The females' reproductive capacities are the same


      Answer : A

7. The word "communal" in line 3 is closest in meaning to
      A. Eating
      B. Reproducing
      C. Organizational
      D. Social

      Answer : D

8. Which of the following is not true?
      A. All termites have eyes
      B. Some termites cannot fly
      C. Workers are smaller than soldiers
      D. Termites do not fly often

      Answer : B

9. In line 4, the word "distinct" is closest in meaning to
      A. Similar
      B. Different
      C. Genetically related
      D. Strong

      Answer : B

10. In line 6, "classes" is closest in meaning to
      A. Sexes
      B. Colonies
      C. Courses
      D. Categories

      Answer : D

https://www.facebook.com/englishmakassarcourse/posts/602017809829646